Senin, 20 Desember 2010

PEMERIKSAAN AKTIVA TETAP

Diposting oleh Ririe di 01.23

BAB I
PENDAHULUAN

Aktiva tetap (fixed assets ) disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14, hal 16.2 & 16.)
Aktiva tetap adalah harta milik perusahaan yang digunakan secara terus menerus dan aktiva berwujud yang diperoleh dalam siap pakai atua dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan utnuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Keberadaan aktiva tetap di suatu perusahaaan benar-benar milik peerusahaan dan bukan pinjam atau list.
Apabila aktiva tetap dan penyusutan disajikan dalam laporan keuangan secara tidak wajar maka akan memberikan informasi yang menyesatkan bagi laporan keuangan tersebut, untuk mengecek kebenarannya informasi laporan keuangan perlu dilakukan pemeriksaan akuntansi. Pemeriksaan terhadap aktiva tetap memerlukan waktu yang relative singkat dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan memeriksa pos lainnya. Hal ini dikarenakan pemeriksaan aktiva tetap hanya berputar di suatu tempat dalam arti tidak perlu konfirmasi pihak ke tiga.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap bila :
  1. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa akand atang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir kedalam perusahaan.
  2. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur dari satu tahun.

Aktiva tetap dalam perusahaan sangat penting, karena berpengaruh laporan keuangan yang disajikan pada suatu perusaahan tertentu. Seperti akumulasi penyusutan berpengaruh terhadap nilai buku yang disajikan dalam neraca dan beban penyusutan terhadap laporan penyusunan laporan rugi laba.
Pemeriksaan aktiva tetap bermula dari pertanyaan bagaimana informasi mengenai
nilai aktiva pada laporan keuangan maka dapat dibedakan menjadi dua di antaranya :

Pemeriksaan umum dan Pemeriksaan Khusus, Pemeriksaan Umum tujuannya untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan pemeriksaan khusus dilakukan auditor hanya terbatas pada pos masalah tertentu yang diperiksa. Pemerikasaan terhadap aktiva tetap merupakan waktu yang relative singkat dan biaya yang murah dibandingkan jika memerlukan pos lainnya dimana
aktiva tetap merupakan salah satu harta perusahaan yang dipakai dalam kegiatan operasional dan nilanya material yang harus dipertanggung jawabkan.


BAB II
PEMBAHASAN

SIFAT DAN CONTOH AKTIVA TETAP
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14, hal 16.2 – IAI,2002):
Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi per\usahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila:
a.       Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan
b.      Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara andal.

Beberapa sifat atau ciri aktiva tetap adalah :
1.      Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
2.      Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3.      Jumlahnya cukup material.

Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari persediaan barang  dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobi;, hasil produksi/rakitan yang berupa mobil  untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang dagangan (inventory), sedangkan mobil ayng dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap.
Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap harus disusutkan.
Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang di terapkan secara konsisten).
            Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai keijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenue expenditure.
Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan peusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan kedalam rugi laba pada saat terjadinya beban tersebut. Misalnya, pembelian mesin tik, meja tulis yang harga perunitnya kurang dari Rp 500.000,- bagi perusahaan yang besar, akan merupakan revenue expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil akan merupakan capital expenditure.

Fixed assets atau aktiva tetap bisa dibedakan menjadi:
1.      Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba).
2.      Fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).

Yang termasuk fixed tangible assets misalnya:
a.       Tanah (Land) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini biasanya tidak dususutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).
Tanah bisa dimiliki dalan bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak  guna usaha dan hak pakai.
Perlu diperhatikan bahawa perusahaan asing dan mancanegara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik.
b.      Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parker, taman, mesin-mesin (Mechiney), Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c.       Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural Resources ini harus dideplasi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.

Yang termasuk intangible assets misalnya:
            Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian)
Contoh dari franchise adalah Kentucky fried chicken, hamburger, McDonald. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus menandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual makanan/menuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty.

AUDIT OBJECTIVE (TUJUAN PEMERIKSAAN) AKTIVA TETAP
Dalam satu general audit (pemeriksa umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1.      Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
2.      Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3.      Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4.      Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
5.      Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6.      Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7.      untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8.      untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (imperment).
9.      untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai  dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

PROSEDUR PEMERIKSAAN AKTIVA TETAP
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1.      Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
2.      Minta kepada klien Top Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3.      Periksa footing dan csoss footingnya dan cockkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4.      Vounch penambahan serta pengurangan dari fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
5.      Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.
6.      Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKP, STNKnya.
7.      Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dari tahun sebelumnya.
8.      Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
9.      Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak.
10.  Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
11.  Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
12.  Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets.
13.  Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in progress yang harus di transfer ke Fixed Assets.
14.  Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.
15.  Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
16.  Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika ada, periksa apakah pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan.
17.  tanyakan/periksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga (impairment).
18.  periksa penyajian dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Penjelasan Prosedur Audit
1.      Untuk memeriksa apakah terdpt internal control yg baik atas aktiva tetap.
>> Jika Internal controlnya baik, maka luas pemeriksaan dlm substantif tes bisa dipersempit Ciri internal control yg baik atas aktiva tetap:
a. Digunakannya anggaran untuk penambahan aktiva tetap
b. Setiap penambahan dan penarikan aktiva tetap harus diotoriasi oleh pejabat yang berwenang.
c. Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depresiation policy.
d. Diadakannya kartu aktiva tetap [buku pembantu aktiva], yang mencantumkan tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan prosentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan, dan nilai buku aktiva tetap.
e. Setiap aktiva tetap diberi nomor kode.
f. Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi [pemeriksaan fisik aktiva tetap], untuk mengetahui keadaan dan kondisi aktiva tetap.
g. Bukti-bukti pemilikan aktiva tetap disimpan di tempat yang aman.
h. Aktiva tetap diasuransikan dengan jumlah insurance coverage yang cukup.

>> Utk memahami IC, lakukan tanya jawab dengan client menggunakan ICQ. Gambarkan dalam flowchart maupun narasi.


2.      Minta kpd client Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap
>> Berisi: Saldo awal, penambahan dan pengurangannya, saldo akhir, baik utk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

3.      Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau   sub general ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4.      Vouch penambahan dan pengurangan aktiva tetap
>> Untuk penambahan lihat approvalnya dan kelengkapan supporting schedulnya. Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya ada laba atau rugi atas penjualan aktiva tetap tersebut. Misal: Mesin dengan cost 100 juta dan akum. Penyusutan 80 juta dijual dengan harga 30 jt secara tunai.
  1. Periksa fisik dari aktiva tetap tersebut [dg cara tes basis] dan periksa kondisi dan nomor kode dari aktiva tetap.
  2. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Seperti: IMB, BPKP, STNK dll.

>> jurnal seharusnya :
DR. Kas                                            30.000.000                        –
DR. Akum Peny. Mesin                     80.000.000                        –
CR. Mesin                                -                       100.000.000
CR. Laba Penjualan AT            -                       10.000.000
Seringkali perush mencatat  Debit Kas 30.000.000
                                             Kredit Mesin 30.000.000
Auditor juga harus memeriksa apakah uang kas sebesar 30.000.000 sudah diterima perusahaan dan dicatat dlm buku penerimaan kas.

5.      Periksa fisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dlm keadaan baik atau sudah rusak.
>> tentang pemeriksaan fisik aktiva tetap scr tes basis ada dua pendapat: `
1. Yg dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnhya besar.
2. Diutamakan penambahan yg baru serta beberapa aktiva tetap yg lama.
>> Pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, ttp ada kelemahannya yaitu bila ada aktiva tetap yg sudah lama dibeli atau tidak dipakai lagi, tetapi masih tercantum dlm daftar aktiva tetap, maka dg cara pertama tidak dpt diketahui.

6.      Pemeriksaan bukti fisik pemilikan Aktiva Tetap.
>> Hrs dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yg tercantum di BPKP dan STNK dg yg terdpt di kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan, atas nama perusahaan.

7.      Pelajari dan periksa apakah Capiltalization Policy serta depreciation policynya dijalankan konsisten dg tahun sebelumnya.
>> Ada beberapa kemungkinan capitalization policy:
1. Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp. 500.000 harus dikapitalisir.
2. Berdasarkan masa manfaatnya.
3. Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya.
>> Ada beberapa kemungkinan depreciation policy, apakah penyusutan dimulai:
1. Pada tgl pembelian
2. Pada tgl pemakaian
3. Juga perlu diketahui masa penyusutannya, misal pembelian tgl 1 s.d 15 dihitung   satu bulan penuh sedang tgl 16 s.d 31 dihitung setengah bulan.

8.      Buat analisa ttg perkiraan Repair & Maintenance.
>> Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengan mencatat capital expenditure sbg revenue expenditure.
>> Lihat contoh kertas kerjanya.

9.      Periksa apakah aktiva tetap tsb sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup.
>> Jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Penilaian ttg cukup tidaknya insurance coverage adalah atas dasar jumlah yg mendekati harga pasar.

10.  Tes perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan.
>> Aktiva Tetap yg disusutkan: Gedung, bangunan, mesin, dll. Tanah: tidak disusutkan krn umurnya tidak terbatas. Ttp bila tanah tsb digunakan utk bahan baku pembuatan batu bata, genteng, maka disusutkan dg istilah : deplesi.
>> Auditor hrs memeriksa akurasi perhitungan penyusutan yg dibuat client, dan ketepatan alokasi biaya penyusutan sbg bagian dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum, dan biaya penjualan.
11.  Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yg dijadikan sbg jaminan.

12.  Periksa apakah ada commitment yg dibuat oleh perusahaan untk membeli atau menjual aktiva tetap.

13.  Untuk construction in progress, kita periksa penambahannya dan apakan ada construction in progress yg hrs ditransfer ke aktiva tetap.

14.  Jika ada aktiva tetap yg diperoleh mll leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmennya sudah sesuai dg standar akuntansi leasing.

15.  Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yg dijadikan agunan kredit bank.
>>Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti kepemilikan diserahkan ke bank, shg auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti kepemilikan.
>> Aktiva tetap yg dijaminkan harus diungkapkan dlm catatan atas laporan keuangan.

16.  Periksa penyajiannya dalam lap keu, apakah sesuai dg PABU.
>> Baik di Neraca: cost dan accumulated depreciation, di Lap Laba Rugi: Biaya penyusutan, di Catatan atas lap keu: kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rincian garis besar aktiva tetap, maupun di Lampiran: rincian aktiva tetap.

0 komentar on "PEMERIKSAAN AKTIVA TETAP"

Posting Komentar

 

Kumpulan Makalah RiRi Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal